Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com

Sabtu, 21 Agustus 2010

(fanfic) Promise Song

PROMISE SONG


Title: Promise Song
Disclaimer: If they are mine, I'll make Akanishi work hard with solo and KAT-TUN.....
Pair: Whatever happen AKAME is still love each other
Music: Tipsy Love, Precious One, NEIRO, FARAWAY, Promise Song, You one in the million, I Knew I love You
Genre: Friendship?
A/N:
Again, listen promise song ne~



Chapter 5 Our Story

“Jin” Yamapi berhenti dan berpaling memandang Akanishi yang masih berdiri di sepan lokernya. Ryo berdiri diam di samping Yamapi “Kita harus mampir ke apartement-mu dulu sebelum ke bandara. Kalau tidak cepat kamu bisa ketinggalan pesawat”

Akanishi hanya mengangguk lemah sembari menutup pintu lockernya. Menghela nafas sebelum mengulurkan tangan, mengambil huruf ‘A’ berwarna merah yang menghiasi pintu locker dan meletakkannya di sebelah huruf ‘K’ yang menjadi hiasan pintu loker di sampingnya.

Inilah akhir dari semuanya. Akhir untuk sebuah awal yang baru.

Akanishi meletakkan buku yang sudah tak berbentuk di atas meja sebelum melangkah menghampiri Yamapi dan Ryo yang menunggunya di depan pintu. Berpikir untuk mengirim pesan kepada Ibunya agar jangan marah jika nanti Kame mengembalikan buku yang rusak, toh dia, anaknya sendiri, yang membuat buku itu hancur.

Untuk terakhir kalinya Akanishi menatap ruangan yang mendominasi sebagian kenangan yang dimilikinya. Hampir 11 tahun ruangan itu menampung 6 orang anak di bawah nama KAT-TUN sebagai base camp mereka. 6 orang anak yang pada awalnya saling tidak suka, 6 orang anak yang sulit diatur oleh senpai-senpai mereka, 6 orang anak yang memiliki impian yang sama. Pertengkaran, teriakan, tawa, tangis, semuanya pernah terdengar dari dalam ruangan itu.

Akanishi menutup pintu dan berdiri selama beberapa saat memandangnya, menundukkan badan, menggumamkan kata ‘terima kasih’ dan akhirnya menghela nafas sebelum berbalik melangkah pergi, menghampiri Yamapi dan Ryo.

“Ayo pergi”

***

“Aku tidak bisa menemukan Koki” kata Nakamaru

“Rasanya sudah lama ya kita tidak tinggal di kantor sampai selarut ini” sahut Taguchi memandang ke luar jendela

“Bukannya sering ya”

“Maksutku bukan karena alasan pekerjaan. Waktu masih junior dulu kita kan sering sengaja berlama-lama di base camp hanya untuk sekedar membicarakan entah apa. Lebih sering bertengkarnya sih tapi” Taguchi tersenyum

“Iya juga. Padahal dulu kita berisik sekali kalau sudah berkumpul” kenang Nakamaru “Selalu bertengkar hanya gara-gara masalah sepele, siapa memakai punya siapa, siapa menghabiskan makanan siapa”

“Tapi menyenangkan sekali rasanya. Aku masih ingat pertama kali kita disatukan. Meski sudah saling mengenal tapi saat dikatakan ini akan menjadi grup yang resmi, meski belum debut, rasanya senang sekali, aku sampai tidak bisa tidur malam harinya membayangkan seperti apa teman-teman satu grup-ku nanti”

“Aku juga. Awalnya aku tidak begitu yakin, dengan Ueda dan ‘peri’-nya, Koki yang selalu protes kenapa harus bersama kita sementara dia lebih senior, kupikir akan seperti apa nantinya grup kita ini. Semua anggotanya memiliki ego yang tinggi”

“Betul. Dulu aku pernah membentuk tim dengan Akanishi, meski cuma sebentar. Dia anak yang menyenangkan. Aku selalu berpikir, meski di tengah-tengah banyak orang dia selalu ramai dan usil sehingga menjadi pusat perhatian, tapi jika hanya berdua, dia berubah menjadi pendiam”

“Ya, aku juga heran dengan itu. Tapi teman-temannya sangat banyak. Entah kenapa anak itu seperti magnet yang dapat dengan mudah menarik perhatian orang. Saat baru akan audisi-pun dia sudah seperti itu, dikelilingi banyak orang”

“Tidak lulus kan? Sebenarnya. Padahal di antara kita Akanishi-lah yang mempunyai banyak potensi. Suara? Tinggi rendah dan nada-nada yang sulit bisa dilakukan, dia juga bisa menyanyikan segala macam aliran musik. Musik? Sebagian lagu KAT-TUN dia yang buat meski kadang hanya lyrik saja, bahkan lagu pertama kita Love or Like juga hasil karyanya”

“Aku juga terkejut. Dia bisa menguasai beatbox lebih baik kalau saja mau berlatih, sama dengan kemampuan dance-nya yang sebenarnya bisa lebih baik kalau dia sungguh-sungguh”

“Kenapa kita tiba-tiba membuat daftar kelebihannya ya?”

“Karena kalau kita buat daftar kekurangannya sampai berapa tahunpun tidak akan selesai” jawab Nakamaru

“Benar juga” sahut Taguchi tertawa

“Hampir 10 tahun” kata Nakamaru setelah tawa mereka reda “Padahal baru beberapa hari kemarin Akanishi diputuskan keluar, tapi kita membicarakannya seolah-olah sudah lama sekali”

“Kurasa karena kita juga sudah lama tahu suatu saat hal ini akan terjadi. Dan kita sudah cukup berduka selama beberapa hari ini. Mungkin sekarang saatnya kita melangkah maju”

“Kamu benar. Lagipula meski berpisah jalan, tapi tujuan kita tetap sama. Dia masih terus bernyanyi, kita juga. Suatu hari aku yakin kita akan bersisipan jalan lagi, sampai saat itu tiba, kita sudah berjanji kan?”

“Will be all right” sela Ueda tiba-tiba “Bukankah itu salah satu lagu yang dibuatnya? GOLD, Harukana Yakusoku, Precious One, Neiro, Going!, Smile, Faraway, Promise Song dan masih banyak lagi. Janji kita bertebaran dalam lagu-lagu itu kan? Janji untuk saling mendukung untuk meraih mimpi. Dan itu yang sedang kita lakukan sekarang”

Nakamaru dan Taguchi memperhatikan Ueda yang melangkah menghampiri mereka, tersenyum menyetujui kata-katanya.

“Mengekspresikan perasaan pada lagu, itukan cara kerja khas milik-nya” Ueda memandang ke bawah, memperhatikan 3 orang sosok yang dikenalnya sedang berjalan menuju salah satu mobil di tempat parkir.

Ano toki no ano basho kienai kono kizuna” kata Taguchi tiba-tiba membuat Nakamaru dan Ueda memandangnya dengan alis terangkat sebelum bertukar pandang.

“Taguchi tetaplah Taguchi” Nakamaru tertawa

“Lalu, bukankah kalian tadi ku suruh mencari Koki, kenapa malah ngobrol di sini?” tanya Ueda mengacuhkan ekspresi terluka Taguchi.

Kame mendengarkan pembicaraan ketiga temannya dalam diam. Memang KAT-TUN berubah, namun tujuan awal mereka masih tetap sama. Bukan hanya itu, mereka juga masih tetap sama, bertambah dewasa, tentu saja, tapi perasaan mereka tetap sama. Selamanya, meski berkurang satu namun itu tidak akan merubah apa yang telah mereka bentuk hingga saat ini. Jauh di luar sana, Akanishi tetap bernyanyi dengan suara yang mereka kenal, menyuarakan impiannya, menuju dunia. Meski terpisah, meski berselisih jalan, cerita di antara mereka tidak akan pernah hilang.

Selamanya.


***___***


A/N:
Another Short chapter?! gomen m(_ _)m

2 komentar:

Neein mengatakan...

one word..
"WONDERFULL"

suka banget kisah ini..
XD

tensaipetenshisama mengatakan...

sankyuu ^_^
q suka pas bikin nih chap, kerasa banget friendship-nya.... *bangga*

Harry Potter Magical Wand