Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com

Minggu, 18 Januari 2015

(fanfic) Best Partner



Hola,
long time I don't write something, today I back with short story (drabble) after watching Rikkaimyu National Match. I can't help to write this, so I did. Starring with the one and only Platinum pair. The language is Indonesian though. So, enjoy.... (^_^)



Menghindari tamparan Sanada Niou duduk agak jauh dari anggota teamnya setelah kalah dari Fuji. Paham jika Sanada masih kesal karena kekalahannya dan berpikir karena pada awal permainan Niou terlalu lama bermain-main dan tidak serius, mengacuhkan kenyataan bahwa tidak aka nada yang bias mengembalikan ‘Hoshi Hanabi’ Fuji, tidak dengan jalur bola seperti itu. 

Niou bertanya dalam hati, kenapa dia setuju untuk turun sebagai pemain ketiga dan tunggal. Sejak dulu dia selalu berpendapat bahwa posisi sebagai pemain ketiga paling menyusahkan, terutama jika sudah memenangkan atau kalah 2 kali berturut-turut, beban yang di tanggung sangat besar. Apalagi jika kau anggota regular Rikkai, siap-sia saja menerima tepukan di bahu atau tamparan. Yukimura memang mengakui jika dia salah satu pemain yang ditakuti di jajaran pemain atas, tapi Niou menyadari jika dia lebih kuat saat bermain double, terutama jika bersama Yagyuu. Meskipun dia juga bermain baik dengan yang lain, tapi ada alasan kenapa Niou membuat Yagyuu berhenti dari club golf dan merekrutnya sebagai patner. 

Alasan kenapa pair mereka belum pernah kalah satukalipun dalam setia pertandingan.

Niou menghela nafas saat mendengar ‘tuduhan’ bahwa dia sengaja menjauh setelah kalah untuk menghindari tamparan Sanada. Benar sih, tapi Niou mempunyai alasan lain, sebutan petenshi, pierot dan sikap acuh yang melekat padanya bukan berarti dia tidak bias merasa kesal. Selain untuk menghindari tamaran, dia juga membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Tidak banyak yang mengerti jika Niou butuh ‘jarak’ untuk mengembalikan mood-nya.

“pyo”

Niou berguman pelan saat mendengar seseorang menghampirinya dan berdiri diam tak jauh di belakangnya. Tanpa menolehpun, Niou mengetahui identitas orang itu. Niou bersandar pada kursi, menengadah dengan mata terpejam dan menghembuskan nafas. Tiba-tiba saja semua ketegangan yang dirasakannya hilang, bahunya terasa ringan dan kabut di dalam kepalanya menghilang. Niou bias kembali memfokuskan diri dan memperhatikan pertandingan selanjutnya.

Sudut bibirnya terangkat sedikit membentuk seringai, membuka mata, Niou melihat Jackal dan Marui memasuki lapangan untuk bertanding. Mengkonfirmasi jika Yagyuu tidak ikut ‘meeting’ bersama yang lain sesaat sebelum kedua teman mereka akan bertanding dan sejak awal selalu berada di belakangnya. Niou berpikir ‘inilah partner-nya, seseorang yang memahaminya luar dalam tanpa keraguan sedikitpun’. 

Pemberitahuan bahwa pertandingan akan segera dimulai terdengar dari pengeras suara. Niou menyamankan dirinya, sedikit bersandar pada Yagyuu yang duduk tak jauh darinya, bersiap untuk memperhatikan pertandingan dan berguman ….

“puri”

*fin*
Harry Potter Magical Wand