Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com

Minggu, 24 Juli 2016

(fanfic) 2882



Now You See Me 2


Inspirated from masa tweet, just random fic yang muncul karena saya stress mikir proposal tesis nggak nemu bahan juga, akhirnya malah jadi ini, ya sudahlah, mari berdoa saja, semoga saya dapat pencerahan dalam hidup (apa to??).

fandom: tenimyu
starring: Nakagauchi Masataka, Baba Toru, Kubota Hidetoshi, Mikata Ryosuke
warning: bahasa sehari-hari bukan bahasa resmi

 

“Bachooonnn ikouyo!!!!”
Baba meletakkan handphone yang dipegangnya ke meja dan melanjutkan makan siangnya dengan santai sembari membalik balik majalah, rugi kalau acara makan siangnya yang Cuma sebentar di sela sela latihan malah dihabiskan untuk mendengarkan suara Masa.
“BACHON!! WOI!! Pasti hp-nya Cuma digeletakkin pake loudspeaker. Angkat atau aku  cerita semua rahasiamu biar pada dengar ya!!”
Baba cepat cepat mematikan loudspeaker dan kembali menggunakan hp sesuai fungsinya, dalam hati nyumpahin Masa karena Baba tahu Masa beneran bakal nyebarin apa saja selama itu mendukung kepentingannya. Sifat temannya yang satu itu dia paham sekali karena tidak jauh beda dengan sifatnya sendiri, mungkin karena sama-sama egois seperti itulah mereka bias akrab.
“Bukannya kamu masih di LA ya?” jawab Baba akhirnya pasrah
“Sudah pulang woi!! Update donk, masak nggak tahu aku sudah pulang, temen macam apa kau?!” sembur Masa
“Bukan urusanku pulang atau nggak, lagian apa nggak sibuk butai, udah jarang telpon, nggak pernah ngabarin juga, ngapain tiba-tiba ngajak nonton, minta bayarin ya? Ogah!!”
“Sialan, nggak sudi, kalau Cuma buat nonton bias bayar sendiri, lagian kayaknya kaya –an aku deh”
“Berarti bayarin ya, jangan lupa habis nonton sekalian dinner juga, nggak ada alasan sibuk, pokoknya aturan lama masih berlaku tiap kita main, nggak ada acara kabur di tengah gara-gara kerjaan”
“Iya tahu, makanya ini kan mau nyamain jadwal, gimana sih” sahut Masa yang kemudian sadar “Loh. Bentar, cih sialan, sengaja ya minta bayarin, tadi katanya nggak mau, rugi udah siap-siap nyogok”
Baba ketawa ngakak, kalau soal ngakalin orang dia setingkat lebih tinggi dari Masa, percuma punya mulut tajem kalau nggak bias buat nyari keuntungan. Dari awal sejak Masa ngajak Baba memang udah mau bilang mau, lagian sudah lama juga dia nggak ketemu Masa, tapi saying kalau langsung main ‘iya’ begitu aja.
“Ya udah, ngikut jadwalmu aja yang lebih padet, belakangan aku banyak nyantai kok, ntar ku e-mail jadwal ku bulan ini, tentuin aja mau kapan yang longgar”
“Okay, berarti kapan aja nggak boleh protes ya” kata Masa
“Eh, bentar, jangan yang seharian, kebiasaan lama-mu kan kalau main selalu seharian penuh, ogah ah”
“Nggak bias, udah deal” tolak Masa “Pokoknya ngikut, nggak ada protes, yang bayar siapa?! Yok, Bye”
Masa langsung mematikan telpon sebelum Baba sempat membuka mulut untuk membalas sehingga dia hanya bias mendelik kea rah hp-nya, sibuk nyumpahin Masa dalam hati. Dari semua temennya Cuma Masa yang bias ‘seri’ ngadepin kelakuan Baba.

2882

“Hide-saaaaannn”
“Hmm?”
“Hide-san kan udah janji mau makan bareng kalau butai yakumo-nya udah selesai, ini kan udah selesai lama tapi Hide-san nggak bilang apa-apa” protes Mikata
“ah, iya, aku lupa, maaf” sahut Hidetoshi masih cuek
“HIDEEETOSHIIII!!!!”
“Iya iya, ini denger, nggak usah treak treak gitu” kata Hidetoshi sambil nabok kepala Mikata pelan “terus Ryosuke maunya kemana?”
“Eh, boleh milih?” Tanya Mikata langsung pasang senyum manis
“Ya udah nggak jadi, aku aja yang nentuin tempatnya, besok ku jemput ya, yuk dah”
“eehhhh??!!!” seru Mikata tapi Hidetoshi yang udah ngloyor pergi Cuma melambaikan tangan acuh nggak peduli sama protes Mikata yang langsung manyun.
Sifat Mikata yang kadang blur memang susah diikuti, karena itu banyak yang heran saat Hidetoshi yang entah bagaimana bias paham karakternya, tapi melihat sifat Hidetoshi sendiri yang cueknya minta ampun kalau pas ‘kumat’ akhirnya bayak yang menyimpulkan mungkin gara-gara dua-duanya punya sifat yang ambigu nggak jelas itulah mereka bias cocok.
Akhirnya pasrah dengan nasib, Mikata balik kanan untuk pulang, Sejak tenimyu selesai kadang Mikata memang sering iseng mengunjungi Hidetoshi ke tempat latihan butai-nya kalau dia sendiri sedang break latihan, daripada bosan nggak ada kesibukan. Lagian jarang-jarang Mikata bisa nonton Hidetoshi dari POV penonton. Harashima masih sering ngatain Mikata sebagai fansboy Hide, tapi dasarnya Mikata udah kebal sama omongan apapun kalau menyangkut Hidetoshi Kbota jadi dia Cuma cuek aja dan malah bikin yang ngatain sebel sendiri gara-gara dicuekin.
Ogaken yang dulu pernah kena semprot gara-gara dianggep memonopoli Hidetoshi dengan senang hati memberi nasehat kepada siapapun agar jangan sampai menyinggung ‘perhatian’ Mikata ke Hidetoshi yang didukung oleh Kamicchi yang pernah kena tabok Mikata juga.

2882

Hari – H
“LAMAAA!!!!! WOI!!! BACHOOONNN!!!!!!” teriak Masa sambil mengedor pintu kamar Baba
“bentar sisir ku hilang” teriak Baba dari dalam kamar “Lagi nyari nih! Sabar napa”
“Udah nggak usah sisiran segala, udah cakep!”
“Cerewet, masih pagi ini, baru jam 10, memang mau kemana sih, bioskop belom buka juga!” tukas Baba sambil membanting pintu depan “Mana baru bias tidur jam 5 pagi juga, sengaja ya, kan tahu jadwalku kemaren sampai pagi”
Masa Cuma ketawa sambil narik tangan Baba biar cepet dikit jalannya. Sebenernya Masa sengaja, baginya rugi kalau ada kesempatan buat ngusilin Baba dibiarkan berlalu begitu saja, kan udah jarang juga, lagian ekspresi Baba kalau marah nggak nyeremin malah nambah bikin Masa ngakak.
“jadwal kita padat, off ku Cuma hari ini yang sehari penuh, besok mulai sore ada kerjaan” kata Masa
“Sapa suruh main mau seharian, kan nggak ngefek juga kalau Cuma nonton, makan, terus pulang. Lebih efektif” sahut Baba
“Nggak seru dong, gimana sih, jarang jarang ketemu juga” protes Masa “nggak kangen denganku ya, padahal udah susah susah bikin jadwal main, hargain kek”
“Nggak tuh” jawab Baba sambil ngecek kantongnya, buat jaga jaga kalau dia nggak lupa bawa hp sama dompet. “btw, mau nonton apa sih, kok semangat amat?”
“Makanya kalau orang ngomong dengerin” Masa pasang senyum lebar sebelum menjawab “Now You see me”
“hah?”
“ck, itu judul film, hidup di gua mana sih? Filmnya tentang sulap”
“Oh, yang itu, iya tau kok, Cuma lupa judulnya aja. Terus apanya yang bikin semangat, Cuma sulap ini”
“Sulap Bachon!” teriak Masa nggak percaya
Baba Cuma balik liatin Masa dengan ekspresi datar sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Masa akhirnya menghela nafas, nyerah sebelum berusaha mengaktifkan otak Baba agar mulai bekerja, ini anak satu memang nggak mau susah susah mikir kalau masih pagi, apalagi kalau kurang tidur.
“Sulap Bachon” ulang Masa “Sulap, magician, illusion, trick, PETENSHI!!!”
“kalau njelasin itu pake kalimat, jangan cuman keyword-nya, kayak searching di google aja”
“Petenshi bachon!!! Niou Masaharu” kata Masa sabar “ring anybell!! Yo mittemicchai, puri” lanjut Masa dengan suara yang dipakainya saat meranin Niou sambil pasang gaya seperti Niou.
“Nan nen buri no hanashi da” kata Baba akhirnya paham jalan pikiran temannya ini
“Loh, meski udah jaman kapanpun, niou selalu hidup di dalam sini” kata Masa sambil nunjuk dadanya “Jangan bilang yagyuu udah kamu buang”
“Nggak bakalan” sahut Baba cepat, nggak rela dituduh melupakan salah satu peran favoritnya sementara Masa tersenyum penuh kemenangan.

2882

“LAMA!!!!” seru Mikata sambil melompat berdiri saat melihat Hidetoshi dating “Katanya jam 3, ini udah jam berapa!!”
“oh, maaf, jam ku mati” kata Hidetoshi buru buru melepas jam dan memutarnya”
“HIDETOSHI!!”
“apa sih, cuman telat satu jam ini” jawab Hidetoshi ringan “udah jangan ngambek, nanti ku traktir deh”
“ganti jam kek, udah tau jam sering mati gitu masih di pake aja”
“hush, jam bertuah ini” Hidetoshi menarik tangan Mikata “ayo pergi, ntar telat”
“terus mau makan dimana?” Tanya Mikata
“hmm… udah laper ya? Sebenernya sih maunya makannya ntar aja pas dinner”
“eehh… aku kan belom makan dari siang” protes Mikata
“Loh, kenapa nggak makan siang” kata Hidetoshi tanpa dosa “ya udah, ntar beli camilan aja dulu”
“Mau kemana sih? Kalau Cuma dinner ngapain keluar sore-sore gini, nggak nanti aja sekalian kalau udah gelap”
“nonton dulu, katanya kamu pengen nonton now you see me. Belum nonton kan, kemarin atom nelpon katanya habis kena semprot gara-gara dia minta bantuanmu dan ngebatalin rencanamu buat nonton tuh film. Lagian memang udah nunggu nunggu dari sejak beritanya bakal ada sequel kan”
“he?”
“Apa, gini-gini aku dengerin kok kalau kamu ngomong, meski sambil lalu”
Mikata meresa agak bersalah karena selalu nyangka kalau Hidetoshi Cuma meng-iya-kan apapun yang dikatakannya tanpa mndengarkan, soalnya biasanya itu yang dilakukan orang-orang yang terpaksa harus menghadapi ocehannya tiap dia tertarik dengan sesuatu.
 “terus, kenapa atom nelponnya ke situ?” kata Mikata tiba tiba ingat dan nggak jadi merasa bersalah, jadi agak sebal karena atom nelpon hidtoshi nggak bilang bilang
“bukan atomnya sih, atom nelpon kamicchi, kamichi bilang ke ken, nah Ken-san yang …”
“Ken-san!!” seru Mikata sebelum Hidetoshi selesai ngomong “ngapain ken-san nelpon? Pasti mau janjian main ya. Kok gitu, kalau ku telpon bilangnya sibuk mulu, giliran ken-san aja bias luang gitu”
“dengerin dulu kalau orang lagi ngomong” Mikata meringis saat kena jitak Hidetoshi “Ken nelpon soalnya dia khawatir mood-mu jadi jelek dan bakalan ngaruh ke kerjaanmu, makanya dia nyempetin diri nelpon, tadinya aku mau nelpon habis latihan, tapi malah kamu-nya udah nongol duluan dan kayaknya mood-mu juga udah baik, jadi aku nggak bilang apa-apa”
“ooohh….”
“kenapa kalau sama masalah ken histeris gitu sih?”
“nggak juga, biasa kok …” sahut Mikata “ …. Kalau Cuma ken-san” lanjutnya pelan
“hmm? Apa?” Tanya Hidetoshi
“nggak, nggak apa apa” kata Mikata cepat sambil melenggos “ayo cepet ntar telat”
“hmmm ….” Guman Hidetoshi yang kalau saja Mikata mau menoleh ke arahnya maka dia bias melihat senyum miring Hidetoshi.

2882

“main udah, lunch udah, jalan-jalan juga udah, sekarang nonton dulu terus dinner” kata Masa riang
“ne, Masa” Baba menarik lengan Masa sambil nunjuk dua orang tak jauh dari mereka “itu bukannya Kubohide sama Mikata ya?”
“mana? Iya, kayaknya, samperin yuk”
Masa ganti menarik lengan Baba sambil sedikit berlari menuju kea rah dua orang junior mereka di tenimyu. Ketika sudah agak dekat, mereka bias mendengar obrolan kedua kohai itu dengan jelas …
“Ne, kalau hobi sama sulap, kenapa dulu nggak auisi jadi Niou” Tanya Hidetoshi “kenapa malah milih yagyuu?” Baik Baba dan Masa bias mendengar Mikata berguman menjawab yang kedengarannya separuh nggak iklas “Apa? Kalau ngomong itu mulutnya di buka”
“Nggak suka sulap sampai segitunya kok” kata Mikata akhirnya
“sampai nyemprot atom gitu?”
“Sebelumnya nggak gitu suka sama sulap, cumin ….. “
“ya?”
“jadi suka setelah liat niou” kata Mikata pelan
“Niou? Sejak kapan niou ahli sulap, dia kan trickster, beda loh …. ” seru Masa yang langsung di tabok Baba karena nimbrung gitu aja tanpa babibu
“Ah, Masa-san, Baba-san” kata Hidetoshi                    
“Yo” sahut Masa sembari mengangkat satu tangannya sebagai salam sementra tangan satunya sibuk mengelus-elus kepalanya yang kena tabok Baba. Mikata dan Baba hanya mengaggukkan kepala  sopan.
“kembal ke topic” kata Masa “why niou?” lanjutnya sambil nyengir usil sementara Baba hanya menghela nafas karena sudah bias menduga jawaban Mikata dan tahu kemana arah pikiran Masa.          
“itu …. ”
“nande nande?” desak Masa dengan cengiran bertambah lebar
“nandemo ii yo” potong Baba sambil menarik Masa pergi “sudah ayo, jangan ganggu acara orang, cepat beli tiket, nonton, makan terus pulang, aku mau tidur. Sampai nanti Mikata, Hide-san”
“tidur, bachon, kau ini sudah tua ya, cepet amat tidurnya” Baba Cuma tersenyum samar menyadari perhatian Masa teralihkan
 “kalau aku tua, kau lebih tua” sahut Baba “siapa yang pagi-pagi udah main gedor-gedor pintu, waktu tidur ku itu berharga tau, lagian seharian main tarik kesana sini, capek”
“segitu doing capek, list-ku masih banyak lo, pokoknya hari ini semalaman nggak boleh tidur” Baba Cuma mendelik sebal melihat Masa Cuma melambaikan tangan acuh “besok kan masih off juga, aku aja yang sorenya ada kerjaan biasa aja”
“jadwal istirahatmu kan dari dulu memang nggak jelas” kata Baba masih mendelik memperhatikan Masa yang sibuk menarik dompetnya keluar kantong untuk membeyar tiket “jangan disamain, jam kerjamu itu diluar jam kerja sehat manusia”
“enak aja, jam tidur mu itu yang terlalu panjang, ati ati jadi putrid tidur susah bangunnya loh”
“kan tinggal cari pengeran buat ngebangunin”
“itu yang susah, standarmu kan tinggi”
“ada satu kan” sahut Baba tersenyum licik saat Masa tanpa sengaja kesandung sebaga reaksi dari kalimatnya
“sialan, sengaja ya” umpat Masa “udah ayo cepet masuk, mau beli popcorn dulu nggak?”
“beli dong, rugi kalau dibayarin nggak beli”
“brengsek” sahut Masa yang meski misuh misuh tapi tetep pergi ke counter makanan sementara Baba hanya senyum senyum ngekor Masa sambil menaikkan kacamata yang dipakainya dengan gaya yagyuu sambari memperingatkan pemilihan kata yang digunakan Masa.

Sementara itu, ….
“huh” guman Hidetoshi lalu berbalik kea rah Mikata “terus mau bilang apa tadi?”
“Apanya?” sahut Mikata yang udah sempet lega karena nggak harus jawab
“yang tadi, tentang niou” Hidetoshi memperhatikan Mikata yang mendadak sibuk melihat kesibukan orang orang disekelilingnya “aku nggak bakal gerak sebelum dijawab”
Mikata misuh misuh dalam hati, tahu kalau Hidetoshi beneran nggak bakal bergeser se sentipun dan bias tahan diam selama berjam-jam. Dengan terpaksa akhirnya Mikata membuka mulut …
“aku suka sulap sejak lihat niou-mu yang bias sulap”
“hmm … “ sahut  Hidetoshi kemudian melangkah ke loket tiket sementara Mikata Cuma bias binggung melihat temannya berlalu dan cepat cepat mmbuntutinya
“udah Cuma gitu aja? Nggak ada reaksi lain? Nggak heran? Nanya kenapa kek?”
“memangnya kalau ku Tanya kenapa bias jawab?” balas Hidetoshi yang masih asyik menghitung uang sebelum dibayarkan
“ya, nggak sih. Tapi kan … ”
“nih, pegang” sela hidetoshi mengulurkan 2 tiket ke mikata “ayo beli popcorn, belum makan siang kan, nanti kalau semaput aku nggak mau di salahin lo”
Mikata Cuma bias ngikut ‘perintah’ Hidetoshi sembari mendelik ke arah senyum yang masih nangkring di wajah temannya itu dengan curiga. Dari awal ketemu Mikata selalu mikir kalau wajah Hidetioshi itu mirip rubah yang licik, terutama mata sama senyumnya yang miring itu. Tiap kali senyum itu muncul pasti ada apa-apanya. Hanya saja Mikata masih belum paham dengan maksut di balik senyuman Hidetoshi yang jarang muncul itu. Sepanjang yang dia tahu, ogaken selalu langsung kabur tiap Hidetoshi lihat seseorang sambil pasang senyum. Dan selama ini selalu Mikata-lah seseorang itu.
Berpikir buat ngancem ogaken supaya memberinya informasi, Mikata Cuma mengulurkan tangan menerima popcorn yang diangsurkan Hidetoshi, toh dia yakin suatu saat dia bakal tau apa arti senyuman Hidetoshi, kalau mengenai Hidotoshi nggak ada yang ngaak bias dipecahkan oleh Mikata. Cepat atau lambat.

2882 owari 2882

Tidak ada komentar:

Harry Potter Magical Wand