Daisuki na Kimochi
Kelas 3-6,
Begitu Fuji menghilang, Kikumaru segera meloncat dari tempat duduk dan menghambur ke pintu kelas. Ia mengulurkan kepalanya sedikit, melihat ke kanan dan kiri di sepanjang koridor, untuk
memastikan bahwa Fuji benar-benar sudah pergi.
Setelah tidak bisa melihat Fuji dan Tezuka, Kikumaru segera merogoh sakunya dan mengeluarkan handphone, dengan sebuah senyum lebar ia menuliskan dua buah huruf ‘OK’ dan mengirimkannya sebagai sebuah e-mail.
Ruang Klub,
Ooishi mengusap keningnya dangan lengan, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Senyum puas tergambar jelas di wajahnya karena sudah berhasil membuat ruang klub itu tampak bersih dan rapi.
PIP PIP PIP PIP PIP PIP
Ooishi memeriksa kotak masuk handphonenya dan menemukan sebuah e-mail baru. Nama pasangan doubles-nya tercantum jelas sebagai pengirim.
To : Ooishi
From : Eiji
Subjek : -
Message : OK
Sebuah pesan singkat yang hanya terdiri dari 2 huruf. Tapi Ooishi tersenyum senang melihatnya dan segera men-forwart pesan itu menjadi 2 buah e-mail untuk dikirimkan pada 2 orang yang berbeda.
Lab. Biologi,
Inui sibuk berguman sendiri di tengah-tengah suara mesin juicer yang sedang bekerja keras mencampurkan beberapa bahan yang tidak biasa menjadi satu. Inui masih sibuk mencatat bahan-bahan yang digunakan dalam jus terbarunya dalam buku catatan ketika tiba-tiba handphone-nya berbunyi.
Seringai terukir di wajahnya begitu melihat pesan yang baru saja masuk. Inui berbalik menghampiri sebuah kotak berukuran sedang yang tergelek di meja hampir terlupakan, membukanya untuk memastikan benda yang berada di dalamnya.
Dengan seringai yang semakin lebar dan kaca mata berkilat-kilat, Inui memandang isi kotak itu. Sebuah cake berwarna putih dengan huruf-huruf hijau yang berkilauan.
On the Way,
Kawamura mengayuh sepedanya dengan santai. Di bagian belakang sepeda terdapat kotak berisikan sushi yang hendak diantarnya.
PIP PIP PIP PIP PIP PIP
Kawamura menghentikan sepeda dan mengambil handphone dari saku. Tersenyum membaca pesan yang diterimanya. Setelah menyimpan handphone, Kawamura kembali meraih handle sepeda dan bersiap mengayuh sepeda kembali, kali ini dengan kekuatan penuh.
“yosha...!!! BURNING !!!!!”
Kelas 2-7,
Kaidou memandang pintu ruang kelasnya dengan tegang. Ia sudah selesai mengerjakan ujian dan sedang memperhatikan ruang kelasnya saat melihat pintu di depan tiba-tiba bergerak sendiri secara perlahan, tanpa suara membuka dan sebuah benda berbentuk persegi berkilauan muncul di celah yang hanya sebesar 5 centi.
Kaidou hampir saja berteriak ketakutan ketika tiba-tiba dia menyadari benda apa yang dilihatnya, bagian dari sebuah kacamata yang di pakai seseorang.
“inui-senpai” desis Kaidou
Dilihatnya senpai penggila data itu memberi tanda agar ia segera keluar dari kelas secepat yang dia bisa. Kaidou mengangguk dan mulai membereskan tasnya. Toh dia memang sudah selesai dan akan segera pulang.
Kelas 2-8,
Momoshiro menggaruk kepalanya yang tidak gatal, berkali-kali pandangannya di arahkan ke jendela dan pintu kelas juga jam dinding yang berada tepat di depannya.
‘argh....sial, sudah jam segini’ runtuk Momoshiro dalam hati.
Momoshiro kembali memandang kertas di hadapannya, kurang satu soal lagi, maka dia bisa bebas keluar dari ruangan yang membosankan itu.
“nanjaro hoi hoi....”
‘aduh, mana Eiji-senpai sudah menunggu. Gimana nih’ Momoshiro semakin tidak bisa konsentrasi menemukan jawaban soal yang dicarinya saat mendengar suara senpainya di balik tembok.
‘ah, sudahlah asal saja, yang penting selesai’
Momoshiro memejamkan mata dan menunjuk salah satu opsi yang berada di lembar soal. Setelah menyalinnya ke lembar jawaban, Momoshiro segera membereskan tasnya dan setengah berlari keluar kelas.
Kelas 1-2,
Echizen menguap, menahan kantuk. Sudah sejak setengah jam yang lalu dia selesai mengerjakan soal-soal ujiannya.
‘mana sih, lama sekali’ kata Echizen dalam hati sambil memandang koridor yang sepi dari jendela. Echizen kembali menguap, bosan dan hendak memutuskan untuk tidur saja ketika matanya menangkap apa yang sejak tadi ditunggunya.
2 orang anak melambai ke arahnya dengan cengiran di wajah. Menghela nafas kesal, Echizen menyambar tasnya dan segera keluar dari kelas.
“lama sekali !” protes Echizen
“mengo. Momo nih nya” kata Kikumaru
“sorry sorry” Momoshiro meminta maaf
Sebuah koridor di suatu bagian gedung sekolah,
“nee, Tezuka” Fuji membuka suara “katanya kau perlu bantuan, tapi sejak tadi kita hanya berkeliling saja”
Tezuka tidak menjawab dan hanya terus melangkah tanpa memperdulikan kalimat Fuji.
“Tezuka, sebenarnya kau mau kemana sih ?”
Tetap tidak ada jawaban
“Tezuka”
Tezuka masih diam dan terus melangkah. Fuji menghela nafas, menyerah dan hanya mengikuti Tezuka dalam diam.
PIP PIP PIP PIP PIP PIP
Tezuka berhenti dan mengeluarkan handphone dari sakunya, membaca pesan yang masuk kemudian berpaling pada Fuji.
“ikuti saja aku” katanya singkat dan kembali melangkah.
Fuji tidak punya pilihan lain selain mengikuti kaptennya. Untuk mengisi waktu, karena mereka berjalan dalam diam, dan meskipun Fuji tidak keberatan tapi tidak bisa dipungkiri terkadang situasi seperti itu bisa membuatnya sangat bosan, maka Fuji mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
Setelah tadi mereka hanya berputar-putar di koridor dalam gedung sekolah, akhirnya sekarang mereka melangkah menuju halaman, dan semakin lama Fuji menyadari arah tujuan mereka saat melewati tempat-tempat dengan pemandangan yang sudah tidak asing baginya. Selama 3 tahun Fuji sudah melalui jalan itu setiap pulang sekolah. Ya, mereka menuju ruang klub tennis.
Tezuka berhenti tepat di depan pintu. Fuji, secara otomatis, juga ikut berhenti.
“kau masuklah dulu” kata Tezuka sembari mengeluarkan handphone dari sakunya.
Fuji mengangguk saja dan melangkah menuju pintu yang tertutup. Mengulurkan tangan dan memutar handlenya perlahan. Dari sudut matanya Fuji masih sempat menangkap gerakan Tezuka yang memasukkan kembali handphone ke saku tanpa menggunakannya.
Sedikit heran, Fuji mendorong pintu ke depan dan melangkahkan kakinya ke dalam ruangan ketika tiba-tiba.....
“HAPPY BIRTHDAY FUJI (-SENPAI) !!!!!”
Sebuah seruan terdengar dari ruangan disertai suara letusan dari sebuah benda berbentuk kerucut yang mengeluarkan pita dan potongan kertas kecil berwarna-warni.
Fuji memandang 7 orang anak yang berdiri di depannya. Ooishi, Kikumaru, Inui, Kawamura, Kaidou, Momoshiro, Echizen, semua dengan sebuah senyuman lebar di wajah berbalik memandang Fuji.
Di meja di belakang mereka, terdapat sebuah tart berwarna putih dengan tulisan yang dibuat dari gula hijau berbunyi ‘happy birthday Fuji Syusuke’ juga beberapa buah gelas, dua buah botol jus orange dan sebuah botol dengan warna ungu dengan label ‘Inui’ yang dengan mudah diketahui oleh Fuji kalau itu adalah jus buatan Inui yang baru.
Belum sempat Fuji mengatakan sesuatu, terdengar suara pintu ditutup di belakangnya. Dan ketika berbalik Fuji menemukan Tezuka tersenyum samar ke arahnya, mengucapkan kalimat yang sama.
“Happy Birthday, Fuji” kata Tezuka tanpa nada seperti biasa.
Fuji kembali memandang wajah teman-temannya satu per satu, kemudian tersenyum sebelum akhirnya berkata......
“arigatou, minna”
*** EnD ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar