Hola,
long time I don't write something, today I back with short story (drabble) after watching Rikkaimyu National Match. I can't help to write this, so I did. Starring with the one and only Platinum pair. The language is Indonesian though. So, enjoy.... (^_^)
Menghindari tamparan
Sanada Niou duduk agak jauh dari anggota teamnya setelah kalah dari Fuji. Paham
jika Sanada masih kesal karena kekalahannya dan berpikir karena pada awal
permainan Niou terlalu lama bermain-main dan tidak serius, mengacuhkan
kenyataan bahwa tidak aka nada yang bias mengembalikan ‘Hoshi Hanabi’ Fuji,
tidak dengan jalur bola seperti itu.
Niou bertanya dalam
hati, kenapa dia setuju untuk turun sebagai pemain ketiga dan tunggal. Sejak dulu
dia selalu berpendapat bahwa posisi sebagai pemain ketiga paling menyusahkan,
terutama jika sudah memenangkan atau kalah 2 kali berturut-turut, beban yang di
tanggung sangat besar. Apalagi jika kau anggota regular Rikkai, siap-sia saja
menerima tepukan di bahu atau tamparan. Yukimura memang mengakui jika dia salah
satu pemain yang ditakuti di jajaran pemain atas, tapi Niou menyadari jika dia
lebih kuat saat bermain double, terutama jika bersama Yagyuu. Meskipun dia juga
bermain baik dengan yang lain, tapi ada alasan kenapa Niou membuat Yagyuu
berhenti dari club golf dan merekrutnya sebagai patner.
Alasan kenapa pair
mereka belum pernah kalah satukalipun dalam setia pertandingan.
Niou menghela nafas
saat mendengar ‘tuduhan’ bahwa dia sengaja menjauh setelah kalah untuk
menghindari tamparan Sanada. Benar sih, tapi Niou mempunyai alasan lain,
sebutan petenshi, pierot dan sikap acuh yang melekat padanya bukan berarti dia
tidak bias merasa kesal. Selain untuk menghindari tamaran, dia juga membutuhkan
waktu untuk menenangkan diri. Tidak banyak yang mengerti jika Niou butuh ‘jarak’
untuk mengembalikan mood-nya.
“pyo”
Niou berguman pelan
saat mendengar seseorang menghampirinya dan berdiri diam tak jauh di
belakangnya. Tanpa menolehpun, Niou mengetahui identitas orang itu. Niou
bersandar pada kursi, menengadah dengan mata terpejam dan menghembuskan nafas.
Tiba-tiba saja semua ketegangan yang dirasakannya hilang, bahunya terasa ringan
dan kabut di dalam kepalanya menghilang. Niou bias kembali memfokuskan diri dan
memperhatikan pertandingan selanjutnya.
Sudut bibirnya
terangkat sedikit membentuk seringai, membuka mata, Niou melihat Jackal dan
Marui memasuki lapangan untuk bertanding. Mengkonfirmasi jika Yagyuu tidak ikut
‘meeting’ bersama yang lain sesaat sebelum kedua teman mereka akan bertanding
dan sejak awal selalu berada di belakangnya. Niou berpikir ‘inilah partner-nya,
seseorang yang memahaminya luar dalam tanpa keraguan sedikitpun’.
Pemberitahuan bahwa
pertandingan akan segera dimulai terdengar dari pengeras suara. Niou
menyamankan dirinya, sedikit bersandar pada Yagyuu yang duduk tak jauh darinya,
bersiap untuk memperhatikan pertandingan dan berguman ….
*fin*