Now You See Me 2
Inspirated from masa tweet, just
random fic yang muncul karena saya stress mikir proposal tesis nggak nemu bahan
juga, akhirnya malah jadi ini, ya sudahlah, mari berdoa saja, semoga saya dapat
pencerahan dalam hidup (apa to??).
fandom: tenimyu
starring: Nakagauchi Masataka, Baba Toru, Kubota Hidetoshi, Mikata Ryosuke
warning: bahasa sehari-hari bukan bahasa resmi
“Bachooonnn ikouyo!!!!”
Baba meletakkan handphone yang
dipegangnya ke meja dan melanjutkan makan siangnya dengan santai sembari
membalik balik majalah, rugi kalau acara makan siangnya yang Cuma sebentar di
sela sela latihan malah dihabiskan untuk mendengarkan suara Masa.
“BACHON!! WOI!! Pasti hp-nya Cuma
digeletakkin pake loudspeaker. Angkat atau aku
cerita semua rahasiamu biar pada dengar ya!!”
Baba cepat cepat mematikan
loudspeaker dan kembali menggunakan hp sesuai fungsinya, dalam hati nyumpahin
Masa karena Baba tahu Masa beneran bakal nyebarin apa saja selama itu mendukung
kepentingannya. Sifat temannya yang satu itu dia paham sekali karena tidak jauh
beda dengan sifatnya sendiri, mungkin karena sama-sama egois seperti itulah
mereka bias akrab.
“Bukannya kamu masih di LA ya?”
jawab Baba akhirnya pasrah
“Sudah pulang woi!! Update donk,
masak nggak tahu aku sudah pulang, temen macam apa kau?!” sembur Masa
“Bukan urusanku pulang atau
nggak, lagian apa nggak sibuk butai, udah jarang telpon, nggak pernah ngabarin
juga, ngapain tiba-tiba ngajak nonton, minta bayarin ya? Ogah!!”
“Sialan, nggak sudi, kalau Cuma
buat nonton bias bayar sendiri, lagian kayaknya kaya –an aku deh”
“Berarti bayarin ya, jangan lupa
habis nonton sekalian dinner juga, nggak ada alasan sibuk, pokoknya aturan lama
masih berlaku tiap kita main, nggak ada acara kabur di tengah gara-gara
kerjaan”
“Iya tahu, makanya ini kan mau
nyamain jadwal, gimana sih” sahut Masa yang kemudian sadar “Loh. Bentar, cih
sialan, sengaja ya minta bayarin, tadi katanya nggak mau, rugi udah siap-siap
nyogok”
Baba ketawa ngakak, kalau soal
ngakalin orang dia setingkat lebih tinggi dari Masa, percuma punya mulut tajem
kalau nggak bias buat nyari keuntungan. Dari awal sejak Masa ngajak Baba memang
udah mau bilang mau, lagian sudah lama juga dia nggak ketemu Masa, tapi saying
kalau langsung main ‘iya’ begitu aja.
“Ya udah, ngikut jadwalmu aja
yang lebih padet, belakangan aku banyak nyantai kok, ntar ku e-mail jadwal ku
bulan ini, tentuin aja mau kapan yang longgar”
“Okay, berarti kapan aja nggak
boleh protes ya” kata Masa
“Eh, bentar, jangan yang
seharian, kebiasaan lama-mu kan kalau main selalu seharian penuh, ogah ah”
“Nggak bias, udah deal” tolak
Masa “Pokoknya ngikut, nggak ada protes, yang bayar siapa?! Yok, Bye”
Masa langsung mematikan telpon
sebelum Baba sempat membuka mulut untuk membalas sehingga dia hanya bias
mendelik kea rah hp-nya, sibuk nyumpahin Masa dalam hati. Dari semua temennya
Cuma Masa yang bias ‘seri’ ngadepin kelakuan Baba.
2882
“Hide-saaaaannn”
“Hmm?”
“Hide-san kan udah janji mau
makan bareng kalau butai yakumo-nya udah selesai, ini kan udah selesai lama
tapi Hide-san nggak bilang apa-apa” protes Mikata
“ah, iya, aku lupa, maaf” sahut
Hidetoshi masih cuek
“HIDEEETOSHIIII!!!!”
“Iya iya, ini denger, nggak usah
treak treak gitu” kata Hidetoshi sambil nabok kepala Mikata pelan “terus
Ryosuke maunya kemana?”
“Eh, boleh milih?” Tanya Mikata
langsung pasang senyum manis
“Ya udah nggak jadi, aku aja yang
nentuin tempatnya, besok ku jemput ya, yuk dah”
“eehhhh??!!!” seru Mikata tapi
Hidetoshi yang udah ngloyor pergi Cuma melambaikan tangan acuh nggak peduli
sama protes Mikata yang langsung manyun.
Sifat Mikata yang kadang blur
memang susah diikuti, karena itu banyak yang heran saat Hidetoshi yang entah
bagaimana bias paham karakternya, tapi melihat sifat Hidetoshi sendiri yang
cueknya minta ampun kalau pas ‘kumat’ akhirnya bayak yang menyimpulkan mungkin
gara-gara dua-duanya punya sifat yang ambigu nggak jelas itulah mereka bias
cocok.
Akhirnya pasrah dengan nasib,
Mikata balik kanan untuk pulang, Sejak tenimyu selesai kadang Mikata memang
sering iseng mengunjungi Hidetoshi ke tempat latihan butai-nya kalau dia
sendiri sedang break latihan, daripada bosan nggak ada kesibukan. Lagian
jarang-jarang Mikata bisa nonton Hidetoshi dari POV penonton. Harashima masih
sering ngatain Mikata sebagai fansboy Hide, tapi dasarnya Mikata udah kebal
sama omongan apapun kalau menyangkut Hidetoshi Kbota jadi dia Cuma cuek aja dan
malah bikin yang ngatain sebel sendiri gara-gara dicuekin.
Ogaken yang dulu pernah kena
semprot gara-gara dianggep memonopoli Hidetoshi dengan senang hati memberi
nasehat kepada siapapun agar jangan sampai menyinggung ‘perhatian’ Mikata ke
Hidetoshi yang didukung oleh Kamicchi yang pernah kena tabok Mikata juga.
2882
Hari – H
“LAMAAA!!!!! WOI!!!
BACHOOONNN!!!!!!” teriak Masa sambil mengedor pintu kamar Baba
“bentar sisir ku hilang” teriak
Baba dari dalam kamar “Lagi nyari nih! Sabar napa”
“Udah nggak usah sisiran segala,
udah cakep!”
“Cerewet, masih pagi ini, baru
jam 10, memang mau kemana sih, bioskop belom buka juga!” tukas Baba sambil
membanting pintu depan “Mana baru bias tidur jam 5 pagi juga, sengaja ya, kan
tahu jadwalku kemaren sampai pagi”
Masa Cuma ketawa sambil narik
tangan Baba biar cepet dikit jalannya. Sebenernya Masa sengaja, baginya rugi
kalau ada kesempatan buat ngusilin Baba dibiarkan berlalu begitu saja, kan udah
jarang juga, lagian ekspresi Baba kalau marah nggak nyeremin malah nambah bikin
Masa ngakak.
“jadwal kita padat, off ku Cuma
hari ini yang sehari penuh, besok mulai sore ada kerjaan” kata Masa
“Sapa suruh main mau seharian,
kan nggak ngefek juga kalau Cuma nonton, makan, terus pulang. Lebih efektif”
sahut Baba
“Nggak seru dong, gimana sih,
jarang jarang ketemu juga” protes Masa “nggak kangen denganku ya, padahal udah
susah susah bikin jadwal main, hargain kek”
“Nggak tuh” jawab Baba sambil
ngecek kantongnya, buat jaga jaga kalau dia nggak lupa bawa hp sama dompet.
“btw, mau nonton apa sih, kok semangat amat?”
“Makanya kalau orang ngomong
dengerin” Masa pasang senyum lebar sebelum menjawab “Now You see me”
“hah?”
“ck, itu judul film, hidup di gua
mana sih? Filmnya tentang sulap”
“Oh, yang itu, iya tau kok, Cuma
lupa judulnya aja. Terus apanya yang bikin semangat, Cuma sulap ini”
“Sulap Bachon!” teriak Masa nggak
percaya
Baba Cuma balik liatin Masa
dengan ekspresi datar sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Masa
akhirnya menghela nafas, nyerah sebelum berusaha mengaktifkan otak Baba agar
mulai bekerja, ini anak satu memang nggak mau susah susah mikir kalau masih
pagi, apalagi kalau kurang tidur.
“Sulap Bachon” ulang Masa “Sulap,
magician, illusion, trick, PETENSHI!!!”
“kalau njelasin itu pake kalimat,
jangan cuman keyword-nya, kayak searching di google aja”
“Petenshi bachon!!! Niou
Masaharu” kata Masa sabar “ring anybell!! Yo mittemicchai, puri” lanjut Masa
dengan suara yang dipakainya saat meranin Niou sambil pasang gaya seperti Niou.
“Nan nen buri no hanashi da” kata
Baba akhirnya paham jalan pikiran temannya ini
“Loh, meski udah jaman kapanpun,
niou selalu hidup di dalam sini” kata Masa sambil nunjuk dadanya “Jangan bilang
yagyuu udah kamu buang”
“Nggak bakalan” sahut Baba cepat,
nggak rela dituduh melupakan salah satu peran favoritnya sementara Masa
tersenyum penuh kemenangan.
2882
“LAMA!!!!” seru Mikata sambil
melompat berdiri saat melihat Hidetoshi dating “Katanya jam 3, ini udah jam
berapa!!”
“oh, maaf, jam ku mati” kata
Hidetoshi buru buru melepas jam dan memutarnya”
“HIDETOSHI!!”
“apa sih, cuman telat satu jam
ini” jawab Hidetoshi ringan “udah jangan ngambek, nanti ku traktir deh”
“ganti jam kek, udah tau jam
sering mati gitu masih di pake aja”
“hush, jam bertuah ini” Hidetoshi
menarik tangan Mikata “ayo pergi, ntar telat”
“terus mau makan dimana?” Tanya
Mikata
“hmm… udah laper ya? Sebenernya
sih maunya makannya ntar aja pas dinner”
“eehh… aku kan belom makan dari
siang” protes Mikata
“Loh, kenapa nggak makan siang”
kata Hidetoshi tanpa dosa “ya udah, ntar beli camilan aja dulu”
“Mau kemana sih? Kalau Cuma
dinner ngapain keluar sore-sore gini, nggak nanti aja sekalian kalau udah
gelap”
“nonton dulu, katanya kamu pengen
nonton now you see me. Belum nonton kan, kemarin atom nelpon katanya habis kena
semprot gara-gara dia minta bantuanmu dan ngebatalin rencanamu buat nonton tuh
film. Lagian memang udah nunggu nunggu dari sejak beritanya bakal ada sequel
kan”
“he?”
“Apa, gini-gini aku dengerin kok
kalau kamu ngomong, meski sambil lalu”
Mikata meresa agak bersalah
karena selalu nyangka kalau Hidetoshi Cuma meng-iya-kan apapun yang
dikatakannya tanpa mndengarkan, soalnya biasanya itu yang dilakukan orang-orang
yang terpaksa harus menghadapi ocehannya tiap dia tertarik dengan sesuatu.
“terus, kenapa atom nelponnya ke situ?” kata
Mikata tiba tiba ingat dan nggak jadi merasa bersalah, jadi agak sebal karena
atom nelpon hidtoshi nggak bilang bilang
“bukan atomnya sih, atom nelpon
kamicchi, kamichi bilang ke ken, nah Ken-san yang …”
“Ken-san!!” seru Mikata sebelum
Hidetoshi selesai ngomong “ngapain ken-san nelpon? Pasti mau janjian main ya.
Kok gitu, kalau ku telpon bilangnya sibuk mulu, giliran ken-san aja bias luang
gitu”
“dengerin dulu kalau orang lagi
ngomong” Mikata meringis saat kena jitak Hidetoshi “Ken nelpon soalnya dia
khawatir mood-mu jadi jelek dan bakalan ngaruh ke kerjaanmu, makanya dia
nyempetin diri nelpon, tadinya aku mau nelpon habis latihan, tapi malah
kamu-nya udah nongol duluan dan kayaknya mood-mu juga udah baik, jadi aku nggak
bilang apa-apa”
“ooohh….”
“kenapa kalau sama masalah ken
histeris gitu sih?”
“nggak juga, biasa kok …” sahut
Mikata “ …. Kalau Cuma ken-san” lanjutnya pelan
“hmm? Apa?” Tanya Hidetoshi
“nggak, nggak apa apa” kata
Mikata cepat sambil melenggos “ayo cepet ntar telat”
“hmmm ….” Guman Hidetoshi yang
kalau saja Mikata mau menoleh ke arahnya maka dia bias melihat senyum miring
Hidetoshi.
2882
“main udah, lunch udah,
jalan-jalan juga udah, sekarang nonton dulu terus dinner” kata Masa riang
“ne, Masa” Baba menarik lengan
Masa sambil nunjuk dua orang tak jauh dari mereka “itu bukannya Kubohide sama
Mikata ya?”
“mana? Iya, kayaknya, samperin
yuk”
Masa ganti menarik lengan Baba
sambil sedikit berlari menuju kea rah dua orang junior mereka di tenimyu.
Ketika sudah agak dekat, mereka bias mendengar obrolan kedua kohai itu dengan
jelas …
“Ne, kalau hobi sama sulap,
kenapa dulu nggak auisi jadi Niou” Tanya Hidetoshi “kenapa malah milih yagyuu?”
Baik Baba dan Masa bias mendengar Mikata berguman menjawab yang kedengarannya
separuh nggak iklas “Apa? Kalau ngomong itu mulutnya di buka”
“Nggak suka sulap sampai
segitunya kok” kata Mikata akhirnya
“sampai nyemprot atom gitu?”
“Sebelumnya nggak gitu suka sama
sulap, cumin ….. “
“ya?”
“jadi suka setelah liat niou”
kata Mikata pelan
“Niou? Sejak kapan niou ahli
sulap, dia kan trickster, beda loh …. ” seru Masa yang langsung di tabok Baba
karena nimbrung gitu aja tanpa babibu
“Ah,
Masa-san, Baba-san” kata Hidetoshi
“Yo” sahut Masa sembari
mengangkat satu tangannya sebagai salam sementra tangan satunya sibuk
mengelus-elus kepalanya yang kena tabok Baba. Mikata dan Baba hanya
mengaggukkan kepala sopan.
“kembal ke topic” kata Masa “why
niou?” lanjutnya sambil nyengir usil sementara Baba hanya menghela nafas karena
sudah bias menduga jawaban Mikata dan tahu kemana arah pikiran Masa.
“itu …. ”
“nande nande?” desak Masa dengan
cengiran bertambah lebar
“nandemo ii yo” potong Baba
sambil menarik Masa pergi “sudah ayo, jangan ganggu acara orang, cepat beli
tiket, nonton, makan terus pulang, aku mau tidur. Sampai nanti Mikata, Hide-san”
“tidur, bachon, kau ini sudah tua
ya, cepet amat tidurnya” Baba Cuma tersenyum samar menyadari perhatian Masa
teralihkan
“kalau aku tua, kau lebih tua” sahut Baba
“siapa yang pagi-pagi udah main gedor-gedor pintu, waktu tidur ku itu berharga
tau, lagian seharian main tarik kesana sini, capek”
“segitu doing capek, list-ku
masih banyak lo, pokoknya hari ini semalaman nggak boleh tidur” Baba Cuma
mendelik sebal melihat Masa Cuma melambaikan tangan acuh “besok kan masih off
juga, aku aja yang sorenya ada kerjaan biasa aja”
“jadwal istirahatmu kan dari dulu
memang nggak jelas” kata Baba masih mendelik memperhatikan Masa yang sibuk
menarik dompetnya keluar kantong untuk membeyar tiket “jangan disamain, jam
kerjamu itu diluar jam kerja sehat manusia”
“enak aja, jam tidur mu itu yang
terlalu panjang, ati ati jadi putrid tidur susah bangunnya loh”
“kan tinggal cari pengeran buat
ngebangunin”
“itu yang susah, standarmu kan
tinggi”
“ada satu kan” sahut Baba
tersenyum licik saat Masa tanpa sengaja kesandung sebaga reaksi dari kalimatnya
“sialan, sengaja ya” umpat Masa
“udah ayo cepet masuk, mau beli popcorn dulu nggak?”
“beli dong, rugi kalau dibayarin
nggak beli”
“brengsek” sahut Masa yang meski
misuh misuh tapi tetep pergi ke counter makanan sementara Baba hanya senyum
senyum ngekor Masa sambil menaikkan kacamata yang dipakainya dengan gaya yagyuu
sambari memperingatkan pemilihan kata yang digunakan Masa.
Sementara itu, ….
“huh” guman Hidetoshi lalu
berbalik kea rah Mikata “terus mau bilang apa tadi?”
“Apanya?” sahut Mikata yang udah
sempet lega karena nggak harus jawab
“yang tadi, tentang niou”
Hidetoshi memperhatikan Mikata yang mendadak sibuk melihat kesibukan orang
orang disekelilingnya “aku nggak bakal gerak sebelum dijawab”
Mikata misuh misuh dalam hati,
tahu kalau Hidetoshi beneran nggak bakal bergeser se sentipun dan bias tahan
diam selama berjam-jam. Dengan terpaksa akhirnya Mikata membuka mulut …
“aku suka sulap sejak lihat
niou-mu yang bias sulap”
“hmm … “ sahut Hidetoshi kemudian melangkah ke loket tiket
sementara Mikata Cuma bias binggung melihat temannya berlalu dan cepat cepat
mmbuntutinya
“udah Cuma gitu aja? Nggak ada
reaksi lain? Nggak heran? Nanya kenapa kek?”
“memangnya kalau ku Tanya kenapa
bias jawab?” balas Hidetoshi yang masih asyik menghitung uang sebelum
dibayarkan
“ya, nggak sih. Tapi kan … ”
“nih, pegang” sela hidetoshi
mengulurkan 2 tiket ke mikata “ayo beli popcorn, belum makan siang kan, nanti
kalau semaput aku nggak mau di salahin lo”
Mikata Cuma bias ngikut
‘perintah’ Hidetoshi sembari mendelik ke arah senyum yang masih nangkring di
wajah temannya itu dengan curiga. Dari awal ketemu Mikata selalu mikir kalau
wajah Hidetioshi itu mirip rubah yang licik, terutama mata sama senyumnya yang
miring itu. Tiap kali senyum itu muncul pasti ada apa-apanya. Hanya saja Mikata
masih belum paham dengan maksut di balik senyuman Hidetoshi yang jarang muncul
itu. Sepanjang yang dia tahu, ogaken selalu langsung kabur tiap Hidetoshi lihat
seseorang sambil pasang senyum. Dan selama ini selalu Mikata-lah seseorang itu.
Berpikir buat ngancem ogaken
supaya memberinya informasi, Mikata Cuma mengulurkan tangan menerima popcorn
yang diangsurkan Hidetoshi, toh dia yakin suatu saat dia bakal tau apa arti
senyuman Hidetoshi, kalau mengenai Hidotoshi nggak ada yang ngaak bias
dipecahkan oleh Mikata. Cepat atau lambat.
2882 owari 2882